Minggu, 06 Juni 2010

Memandang Bukit Dari Lembah

Daud merasa sangat lelah setelah dikejar-kejar. Selama delapan tahun Saul tidak mau berhenti memburunya. Tanpa ada tanda-tanda bahwa hal ini akan berakhir, Daud mulai putus asa tentang masa depannya. Pemimpin yang diurapi Tuhan ini pun mengalami guncangan iman. Meskipun Allah telah berjanji memberkatinya, keyakinannya mulai goyah. Ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi.

Calon raja Israel ini mulai meragukan tindakan-tindakan iman yang ia lakukan, dan memilih sesuatu yang ia anggap sebagai “terbaik” berdasarkan pemikirannya, yaitu membentuk suatu aliansi dengan bangsa Filistin yang tidak mengenal Allah. Dengan berpindah dari iman kepada pikiran manusia, Daud melangkah keluar dari kehendak Allah, bergabung dengan musuh-musuh-Nya. Dengan begitu, ia telah berkompromi dengan sesuatu yang justru telah ditolaknya sebagai pemimpin Israel.

Ketika kita berada didasar lembah seperti yang dialami Daud, selalu ada jalan untuk kembali. Fokus kepada Tuhan dapat membawa kita keluar dari sikap tawar hati, dan kembali menikmati hadirat-Nya. Langkah pertama adalah bertobat. Akuilah bahwa kita kekurangan iman, terimalah pengampunan dari Allah, dan berjanjilah untuk mengikuti-Nya. Kemudian, kuatkanlah diri kita sendiri didalam Tuhan. Ingatlah kesetiaan-Nya dimasa lampau, refleksikanlah kuasa-Nya, dan ingatlah janji-janji-Nya. Dengan begitu kita dapat memusatkan perhatian hanya pada Allah dan bukan pada permasalahan kita. Akhirnya tetapkanlah diri kita untuk percaya bahwa Allah memegang masa depan kita, dan mintalah Roh-Nya menolong kita (baca Markus 9:24).

Ada 4 hal harus dapat kita praktekan : Pertobatan, Perenungan, Refleksi, dan Ketetapan Hati, Kini, bersediakah kita untuk melewati jalan yang akan membawa kita ke atas, Kepada Bapa?

Tuhan Yesus Memberkati.