Senin, 21 Juni 2010

Menghitung Hari Dengan Hati Bijak


"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."(Mazmur 90:12)

Setiap hari adalah hari baru dan satu hari hanya dapat kita jalani satu kali saja. Kemudian hari tersebut berganti dgn hari berikutnya yg sama lamanya namun berbeda keadaannya. Hari yg telah kita lalui itu adalah masa lalu; hari ini merupakan kesempatan, sedangkan hari-hari yg akan datang akan menjadi suatu pengharapan bagi kita. Karena begitu berharganya waktu Daud berdoa kpd Tuhan agar ia diberi hati yg bijaksana sehingga dapat memperhatikan hari demi hari dgn sungguh-sungguh. Supaya tidak ada satu hari pun yang terlewatkan dgn percuma.

Begitu juga kita yg telah dikaruniai Tuhan dgn banyak talenta, pastikan kita tidak akan merelakan waktu berlalu begitu saja. Kita tidak tahu apakah besok kita masih punya kesempatan menyambut matahari. Bagi orang Kristen waktu adalah untuk berjaga-jaga sebab waktu Tuhan itu adalah ketika Ia datang laksana seorang pencuri (baca Wahyu 3:3). Pencuri akan mengintai kelengahan seseorang, mungkin saat ia sedang tertidur pulas atau bepergian. Perihal berjaga-jaga ini juga disampaikan rasul Paulus kpd jemaat di Efesus, "Karena itu, perhatikanlah dgn saksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yg ada karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17).

Jangan lengah sedetik pun, kita harus bertanggung jawab menjalani hidup sepanjang waktu yg diberikan Tuhan. Waktu yg kita jalani ini sedang bergerak menuju kekekalan dan hidup yg kita jalani sekarang ini memiliki dampak ke dalam kekekalan. Apa pun yg kita lakukan sekarang sangat menentukan status kita di hadapan Tuhan kelak. Maka dari itu "supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah" (1 Petrus 4:2).

Tuhan Yesus Memberkati.