Minggu, 30 Mei 2010

Pahami Dasar Iman Kita

"Dan Allah, yg mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya utk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dgn mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dgn meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yg tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga." (Kisah Para Rasul 15:8-11)

Dalam Kisah Para Rasul, kekristenan yg lahir di dunia berlatar belakang Yudaisme tidak serta merta diterima dan dipahami secara utuh.Masih ada yg berpegang pada hukum Musa tentang keselamatan melalui sunat.Tentu saja Paulus & Barnabas mendebat pandangan ini.Karena diskusi tak dapat selesaikan, mereka naik banding ke Yerusalem.Ternyata di Yerusalem pun masih ada orang yg berpendapat serupa.Maka terjadilah pembahasan seru.

Akhirnya Petrus menegaskan bahwa semua orang (Yahudi maupun non-Yahudi) diselamatkan oleh anugerah Allah melalui IMAN kepada YESUS KRISTUS. Bila sebelumnya orang non-Yahudi yg takut akan Allah harus melalui ritual sunat dulu bila ingin masuk komunitas orang beriman, maka di dalam YESUS tradisi itu tak berlaku lagi.

Memelihara tradisi agama tidak akan membuat orang lebih dekat pada keselamatan sebab keselamatan tidak didasarkan pada aktivitas religius.

Keselamatan diperoleh bukan karena iman plus tindakan. Bila kita katakan perlu ada tindakan untuk melengkapi iman maka sesungguhnya kita menodai Injil dan menempatkan diri di bawah murka Allah.

Paulus dan Barnabas menceritakan bagaimana Tuhan bekerja melalui mereka dalam penginjilan kpda orang non-Yahudi. Mukjizat yg Tuhan anugerahkan mengkonfimasi kehendak Tuhan atas orang-orang non-Yahudi.

Pemahaman Paulus, Barnabas, Petrus dan Yakobus mengenai keselamatan dan ketegasan mereka untuk berdiri di atas kebenaran itu membuka mata banyak orang akan kebenaran yg sesungguhnya. Kiranya kita pun mau belajar memahami dasar-dasar iman kita agar kita dapat membedakan mana ajaran yg benar dan yg tidak. Juga dapat menolong orang lain bila mereka bimbang.(e-SH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 29 Mei 2010

Lepaskan Hal-hal Yang Sementara

"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2)
"Biarlah surga memenuhi pikiran Saudara; jangan selalu memikirkan hal-hal dunia."(Kolose 3:2 Firman Allah Yang Hidup)

Dalam suatu perjalanan menuju kota Chicago, pelancong melihat sebuah poster yg mengiklankan sebuah seminar manajemen bisnis. Tulisan di poster itu menggugah rasa ingin tahu: Nilai Seorang Pemimpin Berbanding Lurus dgn Nilai-nilai Kepemimpinannya. Slogan itumembuatnya berpikir. Nilai hidup yg kita anut membentuk karakter kita dan pada akhirnya akan menegaskan bagaimana kita memimpin, atau memastikan kelayakan kita dalam memimpin. Namun sebenarnya, hal ini tidak hanya berlaku bagi para pemimpin.

Menjadi pengikut Kristus, nilai perjalanan hidup adalah hal yg penting. Ketika Paulus menulis kepada para orang percaya di Kolose, ia mengatakan, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol.3:2). Ketika kita hanya memperkenankan cara-cara hidup kita dimotivasi serta dibentuk oleh hal-hal yg kekal dan bukan yg sementara, kita akan menjadi duta-duta Kristus yg efektif di dunia. Kita harus memiliki pemahaman bahwa kita adalah musafir di dunia dan bukan turis. Dengan demikian, kita dapat tetap memiliki cara pandang yg jelas dan hati yg tidak menyimpang dan kita dapat melayani sang Juruselamat dgn lebih efektif.

Tuhan melihat apa yang di dalam hati. Tidak ada satu pun tersembunyi dari-Nya, oleh karena itu, mari kita memohon pertolongan hanya kepada-Nya untuk menjalani hidup dga jujur, benar dan baik.
Peganglah erat hal-hal yang kekal, lepaslah hal-hal yang sementara.

Tuhan Yesus Memberkati.

Pengharapan

Setiap manusia pasti memiliki harapan yang besar dalam hidupnya. Ada yang berharap tahun ini memiliki keluarga yang rukun, keuangan yang mapan, kesehatan yang baik, pekerjaan yang bagus, memenangkan sebanyak mungkin jiwa untuk Yesus, dan lainnya. Sebuah harapan akan membuat kita terus berjuang untuk mewujudkan harapan itu menjadi kenyataan. Walaupun kita memiliki harapan-harapan yang baik, tidak selalu Tuhan mengabulkan harapan kita. Tuhan justru sering menghadapkan kita dengan situasi yang tidak nyaman. Bagaimana tindakan kita kalau Tuhan seakan masa bodoh dengan apa yang kita harapkan?

Mari kita belajar dari perempuan Kanaan. Bukan perkara yang mudah bagi perempuan ini untuk bisa dekat dengan Yesus, karena bangsa Kanaan dan Israel selalu bermusuhan. Namun, penderitaan anaknya membuat ia menghilangkan segala egonya dan merendahkan diri dihadapan Yesus. Tetapi apa respon Yesus? Yesus justru berkata Dia hanya diutus kepada umat Israel. Secara halus Yesus menolak harapannya. Perempuan ini tak juga menyerah. Yesus dengan tegas berkata tidak pantas melemparkan roti yang disediakan untuk anak-anak kepada anjing. Perempuan ini sadar dirinya memang tak berharga, hanya orang Kanaan yang berdosa, namun dengan rendah hati dia mengamini apa yang Yesus katakan. Karena imannya begitu teguh, hati Yesus bersukacita dan mengabulkan permintaannya.

Bagaimana jika hari ini harapan kita tak kunjung menjadi kenyataan? Kita belajar mencontoh teladan perempuan Kanaan yang dengan rendah hati mau mengoreksi diri dan tak kenal putus asa menunggu berkat Tuhan turun. Sangat sering Tuhan biarkan kita menunggu lama harapan kita tak kunjung menjadi kenyataan agar kita bertumbuh secara karakter dan menjadi pemenang atas pergumulan hidup yang kita hadapi.

"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang" (Amsal 23:18)

Tuhan Yesus Memberkati

Jumat, 28 Mei 2010

Keyakinan Yang Tidak Tergoyahkan

"Tolonglah kami terhadap musuh, sebab bantuan manusia tidak berguna. Bersama Allah, kita akan gagah perkasa; Dialah yang mengalahkan musuh kita.."(Mazmur 108:12-13 BIS)

Sukacita yg digambarkan dalam mazmur ini sangat kental. Pemazmur berkata ia mau menyanyi dan bermazmur, memulai hari baru dgn pujian, serta menyaksikannya di antara bangsa-bangsa. "TUHAN, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa. Kuingin menyanyikan pujian bagi-Mu di antara umat manusia."(Mzm 108:3 BIS)
Mengapa pemazmur masih dapat dgn begitu penuh sukacita meyakini bahwa Allah yg telah membuang umat-Nya akan kembali membawa mereka kembali ke kota yang berkubu? Ternyata karena pemazmur sangat mengenal siapa Allah yang disembahnya.
-Pertama, Allah adalah Allah yg kasih setia-Nya mengatasi langit. Kesetiaan Allah tidak pernah luntur. Paulus berkata, "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya" (2 Tim. 2:13). Walau umat Allah telah tidak setia dan karenanya mendapat hukuman, bukan berarti Allah tidak akan setia lagi kepada janji-Nya. IA telah berjanji akan memberikan keseluruhan tanah Kanaan dan ini pasti akan digenapi.
-Kedua, kemuliaan Allah pasti mengatasi seluruh bumi dan jika demikian maka umat yg dicintai-Nya pasti akan terluput dan diselamatkan. Karena itu kemuliaan Allah terkait dgn kemenangan umat yg menyandang nama-Nya.
-Ketiga, Allah adalah Mahakuasa dan merupakan satu-satunya harapan bagi umat Allah. Dia akan memberi pertolongan dan menghancurkan lawan umat-Nya.

Jika kita telah lama berseru dan Allah belum juga menjawab doa dan meluputkan kita dari kesulitan, marilah kita seperti pemazmur terus bersukacita dan berharap hanya kepada Dia. Pasti pertolongan dari Allah akan datang, karena kasih setia dan janji- Nya kepada umat-Nya. (e-SH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 26 Mei 2010

Berkat Karena Menjadi Sahabat Yesus

“Kamu adalah sahabatku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:14)

Adalah mustahil orang menjalani hidup seorang diri, perlu interaksi social. Kita membutuhkan teman. Siapapun dan apa pun profesi kita, kita pasti punya teman. Kita juga berharap hubungan pertemanan bukan sekedar ‘numpang lewat’, tapi menuju kea rah persahabatan. Sahabat adalah orang terdekat dalam kehidupan kita yang selalu siap menjadi good listener, menghibur, menguatkan, memberikan pertolongan saat kita membutuhkan.
Sebagai orang percaya, kita patut bersyukur karena kita beroleh hak istimewa yaitu sebagai sahabat Yesus. Yesus adalah sahabat sejati kita. DIA berkata, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapaku.” (Yohanes 15:15)

Ini adalah suatu anugerah yang sangat besar! Berkat-berkat apa saja yang kita dapatkan bila menjadi sahabat Yesus?

Pertama, kita akan beroleh kasih setiaNya. Dimana ada persahabatan, disitu pasti ada kasih, karena “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17). Kasih Yesus tidak pernah berkesudahan di segala situasi dan keadaan. KasihNya yang besar telah Dia buktikan melalui kematianNya di atas kayu salib. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13). Dia rela menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa-dosa kita. Bila saat ini kita sedang dalam pergumulan yang berat, jangan patah arang. Datanglah kepada Yesus karena tanganNya selalu terbuka untuk menyambut kita.

Kedua, kita diberitahu rahasia-rahasiaNya dan beroleh kepercayaan dariNya. Tidak ada rahasia diantara sahabat, semuanya pasti diungkapkan. Terhadap orang yang karib (sahabat), Tuhan memberitahukan rahasia sorgawi (baca Mazmur 25:14). Juga Dia akan memberinya sebuah kepercayaan dan tanggung jawab yang besar.
Syarat utama jadi sahabat Yesus adalah taat melakukan perintahNya.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 23 Mei 2010

Karunia Roh Kudus

"Kuasa TUHAN akan membimbing dia, menjadikan dia berbudi dan bijaksana, cakap mengambil keputusan dan melaksanakannya; mengenal kehendak Allah dan takwa kepada-Nya. Kesukaannya yaitu taat kepada TUHAN. Ia tidak mengadili sekilas pandang atau berdasarkan kata orang.(Yesaya 11:2-3.BIS)

Alkitab mengatakan ada 7 karunia Roh Kudus yg dicurahkan kpd mereka yg hidup di dalam Yesus Kristus.

1. Hikmat/Kebijaksanaan; adalah karunia tertinggi dari Roh Kudus, karena itu adalah kesempurnaan iman. Hikmat adalah keinginan untuk merenungkan hal-hal dari Allah. Dgn Hikmat membantu kita utk menilai dunia dgn baik, sebagai ciptaan yg diberikan Allah kpd kita & bukan untuk kepentingan sendiri.

2. Pemahaman; Dgn pemahaman kita mendapatkan memastikan kepercayaan kita yg bergerak di luar iman. Dgan pemahaman, kita melihat dunia dan kehidupan kita dalam konteks yg luas dari kehendak Allah dan hubungan jiwa kita kpd-Nya.

3. Nasihat; memungkinkan kita melihat dan memilih dgn benar apa yg membuat kita masuk di dlm keselamatan kemuliaan Allah. Dengan karunia nasihat, Roh Kudus berbicara ke hati kita dan dalam sekejap menunjukkan apa yg harus dilakukan

4. Ketabahan; Membatasi diri kita dari kecerobohan. Memungkinkan kita mengatasi penderitaan dan bertumbuh di dlm Kristus.

5. Pengetahuan; Pengetahuan adalah kesempurnaan iman. Menilai segala sesuatu dalam terang kebenaran ilahi, kita dapat lebih mudah membedakan antara bisikan Allah dan tipu daya iblis.

6. Kekudusan; Membutuhkan kesediaan suci dlm menyembah Allah dan melayani Dia diluar dr keinginan kedagingan kita. Kekudusan sejati menanamkan keinginan di dalam diri kita utk selalu melakukan apa yg menyenangkan bagi Allah.

7. Takut Tuhan; karunia Roh Kudus yg diberikan kpd kita untuk tidak membuat luka hati Allah, takut akan Tuhan muncul dari perasaan cinta kasih Allah. Takut akan Tuhan selalu berbakti, dgn kata lain, bukan rasa takut akan hukuman, tetapi keinginan utk tidak menyinggung Hati Bapa, sama seperti ketika kita ingin menyinggung perasaan orang tua kita sendiri.

Berbahagialah bagi mereka yg mendengarkan bisikan Roh Kudus, karena Roh Kudus akan terus menyempurnakan karunia-Nya, di dalam kehidupan mereka.

Tuhan Yesus Memberkati.

Sabtu, 22 Mei 2010

Melayani Tuhan, Melayani Sesama

Setiap hubungan persahabatan, berpacaran dan pernikahan yg sukses, selalu dibangun diatas kebenaran Alkitab. Allah telah merancang masing-masing kita dgn tujuan untuk menyenangkan hati-Nya melalui tindakan kita dalam menyembah, bersekutu, mewartakan, melayani, dan menolong sesama.

Kita semua telah dibentuk untuk melayani. Alkitab mengatakan, "Allah sendirilah yang menjadikan keadaan kita seperti sekarang ini dan memberi kepada kita hidup baru dari Kristus Yesus. Sejak dahulu sudah direncanakan-Nya agar hidup ini kita pakai untuk melakukan perbuatan yg baik." (Efesus 2:10 FAYH).

Allah membentuk kita untuk melayani dgn berbagai cara, termasuk perjalanan hidup yg kita hadapi di dalam hubungan persahabatan, berpacaran atau dalam pernikahan. Kita harus tetap belajar melayani dgn cara Tuhan mengasihi kita, seperti halnya ketika kita dan pasangan hidup kita, belajar saling melayani, berbagi dgn penuh kasih. Bersama dgn pasangan, kita pun harus terus belajar menjaga jalinan hubungan dgn penuh kasih, begitu juga di dalam menanggapi masalah hidup kita dan berkat yg Tuhan berikan kpd kita.

Kita sering lupa, bahwa setiap hal di kehidupan, apapun yg terjadi di dalam hidup kita, dipakai oleh Allah sebagai karya pelayanan yg hidup. Allah memakai hidup kita untuk membantu, berbagi dan mendorong orang lain yg memiliki perjuangan yg sama dgn kita. Dan untuk membentuk kita, Allah tidak hanya menggunakan kekuatan yg ada pada kita, Dia juga akan menggunakan kelemahan kita, bahkan kegagalan kita!

"Saudara sudah dipanggil untuk menjadi orang yang bebas. Tetapi janganlah memakai kebebasanmu itu untuk terus-menerus melakukan apa saja yg kalian ingin lakukan. Sebaliknya, kalian harus saling mengasihi dan saling melayani." (Galatia 5:13 BIS).

Biarkan Kasih yg jadi alasan kita utk melayani Tuhan dan satu sama lainnya.
Tuhan Yesus Memberkati.

DIA Tahu Kelemahan Kita

"Sebab DIA sendiri tahu apa kita, DIA ingat, bahwa kita ini debu." (Mazmur 103:14)

Melalui kehidupan kita sehari-hari kita dapat merasakan bertapa besar kasih dan kemurahan Tuhan kepada kita. Meskipun kita seringkali memberontak dan gagal. DIA tidak pernah berubah. "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan DIA."(Mazmur 103:13)

Tuhan sangat menyadari kelemahan kita, karena "DIA ingat, bahwa kita ini debu." Tuhan tahu bahwa hari-hari kita di dunia sangatlah singkat, itulah sebabnya DIA menghendaki agar kita mengunakan waktu yang ada sebaik mungkin dan terus berjuang untuk memperoleh keselamatan kekal. Sekalipun Tuhan tahu kelemahan kita bukan berarti kita boleh berbuat dosa dengan sengaja. Sering kita berkata, "Kita kan manusia biasa, ada kalanya kita khilaf atau melakukan kesalahan. Nobody's perfect!" Itu berati kita sengaja berbuat dosa dan tidak takut akan Tuhan. Bukan karena Tuhan mengerti bahwa kita ini lemah maka DIA membiarkan kita terus menerus berbuat dosa atau selalu memaafkan kita. Ini adalah tipu muslihat Iblis. Kita perlu berhati-hati!

Karena DIA tahu kita lemahlah DIA akan membuat kita lebih kuat dalam kelemahan kita. "DIA memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (Yesaya 40:29). Melalui kuasa Roh Kudus DIA menolong dan membimbing kita kepada kebenaran, sebab Tuhan tidak menghendaki kita binasa! Contohnya bangsa Israel. Mereka seringkali jatuh dalam dosa dan memberontak, namun Tuhan tetap sabar terhadap mereka. Tuhan berkata, "Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapanKu; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan." (Hosea 11:2,4). Makin Tuhan memanggil mereka, makin jauh mereka lari dan makin giat menyembah berhala. Karena begitu besar kasih Tuhan kepada umatNya, Dia tidak segera menumpas mereka tapi tetap memberi kesempatan bertobat.

Mari kerjakan keselamatan itu dengan sunguh dan jangan sia-siakan kebaikan-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati.

Sudah Diampuni, Harus mengampuni

“Maka Bapaku yang disorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius 18:35)

Dalam perumpamaan yang kit abaca, Yesus memperlihatkan bertapa kejamnya di mata Allah orang yang tidak mau mengampuni orang lain. Apabila kita tidak mau mengampuni orang lain, kita sama dengan ‘hamba yang kejam’. Hamba yang kejam mempunyai utang 10.000 talenta kepada tuanya, namun dibebaskan oleh tuannya. Akan tetapi ia tidak mau membebaskan piutang kawannya yang hanya 100 dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu dan menyerahkannya kedalam penjara sampai ia mampu melunasi piutangnya. (1 talenta sana dengan 6000 dinar).

Demikianlah kita akan dinilai Bapa di sorga seperti itu bila kita tidak mau mengampuni orang lain. Bukankah kita sudah dibebaskan dari segala dosa dan pelanggaran kita secara Cuma-Cuma melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib, serta beroleh kasih karuniaNya? Jangan sampai pada saatnya nanti Raja diatas segala Raja memanggil kita dan berkata, “Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (Matius 18:32-33).

Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni kita, demikian pun hendaknya pengampunan dapat kita berikan kepada orang lain. Setiap orang yang telah menerima kasih karunia dan pengampunan dari Bapa harus belajar mengasihi dan mengampuni orang lain. Akibat kejahatannya, raja menjadi marah kepada hamba kejam yang tidak mau mengampuni temannya. “Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.” (Matius 18:34).

Siapakah kita sehingga kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain? Bukankah kita juga sering berbuat kesalahan? Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah keselamatan dan belas kasih dari Tuhan, sudah seharusnya aliran kasih-Nya itu juga kita salurkan kepada orang lain.

“Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:15)

Tuhan Yesus Memberkati

Perasaan Tidak Mampu sebagai Berkat

Perasaan tidak mampu dapat menjadi batu sandungan dalam melakukan kehendak Tuhan. Perasaan itu akan menghalangi kita dari melangkah dengan iman untuk menjalankan apa yang dikehendaki Allah. Meski perasaan tidak mampu bukanlah dosa, namun kita dapat jatuh kedalam dosa bila kita berupaya mengatasi perasaan itu. Tetapi bila kita dapat memberikan respon yang benar terhadap kelemahan kita, maka kita dapat mengubah perasaan tidak mampu itu menjadi berkat. Rasul Paulus sendiri merasa tidak mampu, namun ia tidak membiarkan perasaannya itu memenjarakannya dan mencegahnya dari memberitakan injil. Sebaliknya, ia mengakui keterbatasannya itu untuk mendorongnya lebih dekat kepada Allah. Begitu juga seharusnya kita. Reaksi yang seharusnya kita tunjukkan adalah dengan lebih banyak berdoa dan merenungkan firman, sehingga ketergantungan kita kepada Tuhan semakin kuat.

Roh kudus memampukan kita untuk menerima tugas apapun dari Allah. Kedua belas murid mengikuti Yesus selama tiga tahun. Namun perintah-Nya yang terakhir kepada mereka tidak menyebut sedikit pun tentang keterbatasan mereka: “Pergilah dan beritakanlah kepada dunia tentang Aku, sesudah kamu menerima kuasa Roh Kudus,” begitu kira-kira pesan Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:4-8, Jadi orang-orang pilihan Yesus pun ternyata juga orang-orang yang tidak mampu. Namun ketidak mampuan itu justru memberikan kesempatan bagi Allah melakukan hal-hal besar dengan sedikit saja alat.

Ingatlah, Musa dan Daud hanyalah dua orang gembala domba biasa, dan Gideon adalah yang paling muda diantara kaum keluarganya (Hakim-Hakim 6:15), namun kita lihat bahwa Tuhan berkenan melakukan karya-karya yang mengagumkan melalui mereka. Perasaan tidak mampu sesungguhnya dapat diubah menjadi berkat bila melalui perasaan itu kita mendorong untuk lebih lagi bersekutu dengan Allah. Kita dapat berkata dengan rendah hati seperti Paulus, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (II Korintus 12:9)

Tuhan Yesus Memberkati

Dia Selalu Ada

Setiap manusia pasti pernah mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Kesulitan bagai sebuah bumbu kehidupan yang mewarnai perjalanan hidup manusia. Boleh dibilang, selama kita masih hidup dan ada di dunia ini, tak ada yang bebas sama sekali dari kesulitan dan juga kesusahan. Hari demi hari yang kita jalani, rasanya tak pernah berhenti dari satu permasalahan berganti dengan permasalahan lain. Seolah hidup ini hanya seperti mengurai benang kusut yang tak pernah usai. Terkadang kesulitan yang harus kita hadapi membuat masa depan kita terasa gelap dan tidak ada harapan. Kesulitan yang ada, seolah menjadi sebuah batu penghalang yang sangat besar dan terasa sangat tidak mungkin untuk disingkirkan. Itu membuat kita tak mengerti apa yang harus kita lakukan.

Firman-Nya berkata berserulah kepada Tuhan semesta alam yang sangat besar ketika kita sedang mengalami kesulitan yang berat. Ia akan meluputkan kita, dan kita akan memuliakan DIA, Percayalah bahwa IA selalu ada dalam setiap episode hidup yang kita jalani. IA tak pernah lalai, mengindahkan atau bahkan meninggalkan kita, saat sedang dalam problema hidup. Percayalah, bahwa tak ada masalah apa pun yang lebih besar dari pada Tuhan. Sebab itu, bukan alasan bagi kita untuk menjadi pribadi yang tak tahu apa yang harus kita lakukan saat berada di posisi yang terjepit dan terhimpit. Datang pada DIA, berseru, berserah, bersyukur kepadaNya serta percaya bahwa Ia selalu dan terlalu sanggup melakukan perkara-perkara yang tak mungkin bagi kita.

Persoalan hidup boleh ada, tetapi tetap yakin DIA mengerti apa pun yang kita hadapi dan DIA selalu ada. DIA menjadi Pribadi yang Agung dan Mulia, yang selalu siap sedia memberikan pertolongan bagi setiap kita yang menaruh harap dan mengandalkanNya.

“Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, AKU akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” (Mazmur 50:15)

Tuhan, kami bersyukur sebab kesetiaanMu selalu baru setiap pagi…..

Tuhan Yesus Memberkati

Mengapa Allah Mengizinkan Badai?

Sebagai orang percaya, kita memiliki pilihan tentang bagaimana meresponi saat – saat terberat dalam hidup kita. Mungkin kita akan menyalahkan atau menaruh dendam dan kepahitan kepada orang lain. Namun yang terpuji adalah bila kita berpaling kepada Tuhan dan berdoa, “Tolong aku memahami rencana-Mu, ya Tuhan.”

Bila kita memahami maksud dan rencana Allah, maka iman kita pun akan bertumbuh. Karena itu sebagai orang percaya, kita memiliki hak untuk bertanya “Mengapa?” Ibarat seorang anak sedang belajar hal yang baru, kita melihat bahwa ketika sesuatu terjadi, Allah pun melakukan sesuatu sebagaimana dijanjikan-Nya. Misalnya, didalam Perjanjian Lama dikisahkan bahwa Raja Daud pernah berbuat keputusan yang salah dan sangat merusak, sehingga Allah mengizinkan badai menimpahnya guna membersihkan hidupnya. Kita lihat bahwa setelah pemimpin bangsa Israel ini mengembara di jalan yang sesat, pengalaman-pengalaman yang menyakitkan akhirnya membawanya kembali ke dalam pusat kehendak Allah. Mungkin menurut kita cara Allah itu kejam, namun Daud tidak beranggapan seperti itu. Dia menulis, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu… Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu” (Mazmur 119:67,71).

Tujuan Allah mengizinkan badai menimpa kehidupan orang percaya, semata-mata adalah untuk membawa kita kepada persekutuan yang intim dengan-Nya. Kesulitan hidup menerpa kita justru supaya kita dapat menyingkirkan kekacauan dalam pikiran kita dan memfokuskan perhatian kita pada Tuhan. Selain itu, pola piker dunia yang mungkin selama ini kita pakai dibuang, dan kita diubahkan kedalam gambaran Kristus. Tujuan Allah yang utama bukanlah memberikan kita kesenangan, melainkan membentuk kita menjadi seorang hamba yang bijaksana dan taat, dan yang mengasihiNya. Ketika badai mengamuk didalam hidup kita, Tuhan sudah merencanakan bagaimana mendatangkan kebaikan dari kehancuran itu.

Carilah tujuan-Nya, dan bekerjasamalah dengan-Nya untuk mencapai tujuan itu.

Tuhan Yesus Memberkati

Tetaplah Melangkah

Saat kita terbeban berat dan mengalami berbagai masalah, apa yang biasa kita lakukan? Sebagian besar kita pasti akan berdoa dan berharap Tuhan memberikan jalan keluar secepat mungkin. Nah sering kali Tuhan tidak menjawab doa kita. Kadang Tuhan membiarkan kita menderita terlebih dahulu atau bergumul dengan masalah kita. Apakah saat Tuhan seakan diam dan merespon teriakan minta tolong kita, itu berarti DIA pilih kasih dalam mengasihi anak-anakNya? Tentu tidak. Tuhan justru sedang memproses kita agar semakin berkarakter dan bertumbuh. Tuhan selalu menolong kita tepat pada waktunya.

Hari ini kita belajar dari kisah perempuan yang sudah sakit pendarahan selama 12 tahun. Jika kita berada pada posisi perempuan itu, masih memiliki imankah kepada Tuhan? setelah 12 tahun menanti kesembuhan, Yesus mendadak muncul di kotanya untuk menyembuhkan anak Yairus. Perempuan ini tidak berteriak-teriak seperti Bartimeus, orang buta di Yerikho yang disembuhkan Yesus atau tersungkur didepan kakiNya minta tolong seperti Yairus, namun ia melangkah menerobos kerumunan orang banyak. Perempuan ini sangat yakin asal dia mampu menjamah jubahNya, ia pasti akan sembuh dan itu terjadi (Matius 5:28-29).

"Maka kata-Nya kepada perempuan itu: Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" (Lukas 8:48)

Yesus memuji iman perempuan ini, perempuan ini percaya dan melangkah memperjuangkan imannya meski belum pernah menyaksikan mujizat yang dilakukan Yesus. Bagaimana dengan kita hari ini? Apakah saat ujian Tuhan datang, kita tetap melangkah dalam iman atau diam ditempat? Apapun ujian iman kita hari ini, tetaplah melangkah dalam iman dan bergerak maju.

Tuhan Yesus Memberkati

Hati-hati Dengan Keinginan Kita

Manusia selalu tidak pernah merasa cukup. Allah memberikan hukum pada 10 Perintah-Nya, “Jangan mengingini milik sesamamu”. Hukum berkaitan dgn sifat kedagingan, khususnya mengenai keinginan. Keinginan bisa menjadi awal dari dosa, keinginanlah yg sering 'mencobai' kita dan membuahkan dosa dlm hidup kita. Sehingga kita terjebak utk menghalalkan segala cara, guna mendapatkan apa yg kita inginkan.

Kita seringkali tidak sadar bahwa apa yg kita inginkan bukanlah yg kita butuhkan. Allah berjanji utk memberikan yg kita "butuhkan" bukan yg kita "inginkan". Bahkan, apa yg tidak kita minta, jika Allah berkehendak itu yg kita butuhkan, Ia akan memberikannya kpd kita. Namun, Allah menginginkan kita mencari-Nya dlm doa, mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, bukan mendahulukan keinginan kita. Seperti Paulus, meski dlm kekurangan, tapi ia tetap bisa melihat kebaikan Tuhan. Mari kita terus bersyukur, agar kita menghindari keinginan gading, hawa nafsu dan iri hati.

"Dan apabila seseorang dicobai utk berbuat salah, hendaknya ia ingat bahwa cobaan itu bukan dari Allah, karena Allah tidak dapat dicobai oleh kejahatan dan juga tidak mencobai orang untuk berbuat jahat. Tetapi cobaan itu disebabkan oleh keinginan dan pikirannya sendiri yg jahat. Kemudian pikiran jahat itu disusul oleh tindakan jahat yg mendatangkan hukuman mati dari Allah. (Yakobus 1:13-15 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 21 Mei 2010

Ketakutan, Bukan Pemberian Tuhan!

"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."
(2 Timotius 1:7 )

Perasaan takut di sebabkan oleh suatu roh yg disebut dengan roh ketakutan. Roh ketakutan berasal dari iblis dan salah satu senjata iblis yg paling ampuh utk menjatuhkan anak Tuhan adalah dgn mengirimkan roh ketakutan di dalam hati manusia. Iblis sangat senang bila kita merasa ketakutan karena orang yg ketakutan cenderung akan melupakan Tuhan dan mencari berlari pertolongan kepada dunia.
Beberapa orang yg sakit, akhirnya melupakan Tuhan, mereka mencari jalan pintas dgn mencari pertolongan dukun, karena tidak kunjung sembuh & takut menghadapi kematian. Ada juga yg masih takut akan masa depan, akibatnya mereka mencari peramal untuk melihat kehidupannya di masa depan. Bahkan ada yg takut menghadapi kesusahan, akibatnya dia bunuh dirinya & anak-anaknya. Dengan kondisi dunia yg kurang baik ini justru membuat roh ketakutan menyebar luas dgn cepat.

Tanpa kita sadari kita pun sering dikuasai oleh roh ketakutan. Apabila suatu waktu kita merasakan ketakutan thd apapun itu, percayalah bahwa "perasaan itu bukan berasal dari Tuhan", saat roh itu menguasai kita, usirlah dgn penuh keyakinan "dalam Nama Yesus", maka dia tidak akan berkuasa atas hidup kita. Sambutlah Roh yg berasal dari Allah, yaitu Roh yg membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban akan menguasai perjalanan hidup kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Janji Allah Memberikan Hikmat-Nya

"Kalau ada seorang di antaramu yang kurang bijaksana, hendaklah ia memintanya dari Allah, maka Allah akan memberikan kebijaksanaan kepadanya; sebab kepada setiap orang, Allah memberi dengan murah hati dan dengan perasaan belas kasihan." (Yakobus 1:5 BIS)

Kita sangat memerlukan hikmat-kebijaksanaan, disaat mengambil keputusan penting di dlm karir pekerjaan, di dlm menentukan pasangan hidup, di kehidupan sehari-hari dan didalam keluarga. Kita membutuhkan hikmat setiap kali memutuskan segala sesuatu. Allah ingin membantu kita dgn menawarkan hikmat-Nya. Hikmat-kebijaksanaan adalah dambaan kita sebagai anak Tuhan. Allah memang ingin sekali memberikan kebijaksanaan itu kpd kita. Sama seperti ketika Salomo meminta hikmat dan Allah menyukai permintaan hikmat itu dari Salomo (lih.1 Raja-Raja 3:7-14).

Tiga hal bagaimana Allah berjanji akan memberikan hikmat itu kepada kita:
1. Allah akan Terus-menerus memberi.
Memohon hikmat hanya kpd Tuhan, karena Dia akan selalu memberi Hikmat-Nya. Allah tidak pernah kehabisan persediaan dan waktu utk memberi.
2. Allah memberi dgn Murah hati. Allah punya banyak persediaan kebijaksanaan untuk dibagikan kpd anak-anak-Nya. Inilah sifat Allah yg selalu memberi ketika anak-anak-Nya meminta.
3. Allah memberi dgn Belas kasihan. Yakobus mengatakan, Allah memberikan "dengan murah hati dan dengan perasaan belas kasihan". Allah yg berbelaskasih, memberikan kebijaksanaan itu dgn murah hati.

Allah tdk menghendaki kita ragu untuk meminta hikmat, karena Allah berjanji ingin memberikan hikmat kpd kita!. Jika kita ingin hikmat, jalan satu-satunya, kita harus meminta.

Tuhan Yesus Memberkati.

Berseru Dengan Kejujuran Hati.

"Orang-orang dalam pembuangan dibawa-Nya kembali dari ujung-ujung bumi yg paling jauh. Mereka mengembara di padang gurun dgn perut lapar, tenggorokan kering & tubuh lemah. Kemudian dlm kesusahan, mereka berseru kpd Tuhan & Ia menyelamatkan mereka. Ia langsung membawa mereka ke tempat aman dan memberi mereka tempat tinggal."(Mzm.107:3-7FAYH)

Ketika umat Israel mengalami tekanan & kemerosotan hidup, nabi-nabi berseru kpd Allah. Yeremia pun berseru kpd Allah disaat umat Israel sedang menuju malapetaka bangsa yg tdk terelakkan. Penipuan & perzinahan telah menjadi budaya mereka. Penghakiman Allah pun sedang datang dan krisis sedang mendekat.

Mazmur 107:3-28, menyebut 4 kelompok orang yg melewati krisis dan bagaimana Tuhan menolong mereka. Orang2 yg mengembara; orang2 yg berusaha kembali dr pembuangan di Babel; orang2 yg berada dlm kesusahan, lapar dan haus; dan orang2 yg terkurung, sakit & terhuyung-huyung. Mereka semua berada di dlm keadaan yg menyedihkan. Namun akhirnya mereka semua dapat melalui masa krisis itu dgn berseru-seru kpd Tuhan & Tuhan melepaskan mereka dari krisis, penderitaan & kecemasan.

Kesombongan seringkali menghalangi kita utk berseru kpd Tuhan. Jika saat ini kita berada di tengah2 krisis seperti yg mereka alami, berserulah kpd Tuhan. Allah tdk dipermalukan oleh kejujuran di dlm seruan doa2 kita. Ketika kita berkata jujur & menyerahkan beban2 kekecewaan, amarah & sakit hati kita, kita sedang berserah kpd Tuhan dgn cara yg terbaik.
Langkah pertama mengakui kehadiran Allah adalah berseru di dlm doa dgn kejujuran hati di setiap kondisi yg kita alami dlm hidup.

Tuhan Yesus Memberkati.

Menunjukkan Belas Kasihan.

Kita tidak bisa bersahabat tanpa pengampunan. Karena kepahitan & dendam akan menghancurkan hubungan. Mungkin saat ini kita saling menyakiti dgn sengaja atau tidak sengaja. Cara terbaik agar kasih karunia Allah tetap ada di dlm diri kita adalah menciptakan & memelihara persekutuan/hubungan itu dgn belas kasihan.

"Hendaklah Saudara lemah lembut dan bersedia memaafkan; janganlah menaruh dendam. Ingatlah, Tuhan telah mengampuni Saudara, maka hendaklah Saudara mengampuni orang lain. Terutama sekali, jadikanlah kasih sbg penuntun hidup Saudara, sebab dgn demikian seluruh jemaat akan bersatu dlm keselarasan yg sempurna. Usahakanlah agar kedamaian hati yg berasal dari Kristus selalu ada dlm hidup dan hati Saudara, karena inilah tanggung jawab dan hak Saudara sbg anggota tubuh-Nya. Dan bersyukurlah senantiasa." (Kolose 3:13-15 FAYH).

Banyak yg enggan menunjukkan belas kasihan karena tidak memahami perbedaan antara kepercayaan & pengampunan. Pengampunan adalah "melepaskan masa lalu". Kepercayaan adalah 'meraih perilaku masa depan". Pengampunan harus segera diberikan, meski seseorang tdk memintanya. Kepercayaan harus kita bangun terus dr waktu ke waktu.

Jika seseorang menyakiti kita berulang-ulang, Allah memerintahkan kita untuk langsung mengampuni mereka, tetapi kita tdk diharapkan utk terus membiarkan mereka terus menyakiti. Kita tidak diharapkan utk segera dapat mempercayai mereka segera. Kita bisa memulai dgn membimbing mereka utk membuktikan bahwa mereka telah berubah utk tdk menyakiti sesama.
Kita perlu memulihkan kepercayaan, bersama mereka dgn saling mendukung di dalam doa. "Ajarkanlah hal-hal itu kpd orang lain dan nyanyikanlah dalam mazmur, puji-pujian, dan nyanyian-nyanyian rohani; nyanyikanlah bagi Tuhan dgn hati yg penuh syukur"(Kol.13:16 FAYH).
Kita harus mengampuni dan menghibur orang lain yg jatuh ke dalam dosa, sehingga mereka tidak menyerah ke dalam keputus-asaan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Bertahan Dan Tetaplah Setia

"Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu." (Pengkotbah 7:10)

Jika kita sudah berkomitmen menjadi anak Tuhan, kita pasti sedang melakukan cara hidup yg "tidak sama" lagi dgn kehidupan sebelumnya. Mungkin saat ini kita sedang menghadapi hidup semakin sulit, karena konsekuensi utk melakukan cara-cara hidup yg Tuhan kehendaki. Dunia akan terus mempengaruhi pikiran kita utk berusaha memperoleh rejeki dgn cara instan. Jika ada orang Kristen berkata “Dulu lebih enak dan lebih baik dari sekarang”, itu karena dulu mereka tidak dihalang-halangi utk mencari kebutuhan hidup dgn cara apapun.

Satu hal yg harus kita ingat bahwa bagi Tuhan tidak ada Kristen yg abu-abu. Tuhan hnya menginginkan setiap umatnya menjadi umat yg sungguh-sungguh. Ketika kita menerima Yesus Kristus sbg Juru Selamat, kita menerima keselamatan. Namun menerima keselamatan saja tidak cukup. Kita harus "mengerjakan keselamatan" itu agar nama kita tidak dihapus dari kitab kehidupan-Nya.
Jika kita sudah tinggal dalam Tuhan, jangan menyerah dalam perjalanan hidup. Jangan pernah berkata 'kehidupanku dulu lebih baik dan lebih enak dari saat ini'. Karena jika kita mundur maka Tuhan tidak lagi berkenan kpd kita. "Tetapi orang-Ku yg benar akan hidup oleh iman dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."(Ibr.10:38)

Mari kita berdiri teguh di dalam Tuhan, apapun kesulitan yg sedang kita hadapi, mari kita bertahan utk tetap setia kepada Tuhan karena besar upah yg menanti.

Tuhan Yesus Memberkati.

Dukungan Kasih.

Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu."(Amsal 19:17)

Di tengah semakin angkuh dan egosentrisnya kehidupan duniawi, hampir di seluruh kehidupan perkotaan, orang-orang telah membiasakan diri dgn menjalani hidup tanpa dukungan. Krn keputusan yg mereka pilih, mereka terjebak di dalam tingkat kesepian yg tinggi. Jika kita menjalani sebuah hubungan dgn sesama, kita pasti bisa merasakan apa itu sebuah dukungan moral. Hal yg terburuk di dalam hidup, bisa kita hadapi dgn adanya sebuah dukungan kasih dari orang tua, kerabat & sahabat.

Sebagai anak Tuhan kita dipanggil menjadi wakil-Nya utk menyatakan kasih-Nya. Kita mendapatkan tugas sebagai garam dan terang dunia. Kita mendapatkan Amanat Agung utk "memberitakan kabar baik dan memberikan sukacita kasih-Nya" kpd setiap orang yg lemah. Karena kesibukan kita di persekutuan, di gereja atau kehidupan kerja sehari-hari, terkadang kita melupakan tugas Amanat Agung ini.

"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yg baik, yg dipadatkan, yg digoncang dan yg tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yg kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)

Memberitakan kabar baik kpd dunia dan memberi tidak berlaku hanya di dalam materi saja. Lebih daripada itu adalah memberikan dukungan kasih, seperti yg Tuhan Yesus berikan kpd kita.
Semakin sering kita memberi dukungan kasih, maka kasih di dalam diri kita akan berlimpah.

Tuhan Yesus Memberkati.

Keangkuhan Yang Menghakimi

"Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah." (Matius 7:1 BIS)

Mengecam akan membuat kita menjadi kasar, kejam & ingin membalas dendam. Seakan mengesankan pada diri kita, bahwa kita lebih unggul dari orang lain.
Di dalam suasana hati yg mengecam, mustahil bagi kita bisa menjalin persekutuan dgn Allah. Sbg murid Yesus kita harus memiliki sikap yg tidak suka mencela, menuding & mengecam. Sikap ini harus terus dikembangkan setiap saat, tidak bisa dgn cara instan. Penguasaan diri utk tetap menunduk harus terus kita lakukan terhadap apapun yg menyebabkan kita tergoda utk merasa yg "paling benar dari semua orang".

Tuhan Yesus telah lebih dulu mengetahui apa yg ada di dlm hati kita. Dia tdk berhenti menyelidiki sikap hidup kita. "Sebab sebagaimana kalian menghakimi orang lain, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Dan ukuran yg kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian".(Mat.7:2 BIS)__Setiap kesalahan yg kita cari pd orang lain, Allah menemukannya juga di dalam diri kita. Setiap kali kita menghakimi, justru kita men diri kita sendiri.(lih.Roma 2:17-24).

Tidak ada hasil yg dapat dicapai di dalam kecaman & tudingan. Roh Kudus-lah satu-satunya Pribadi yg tepat utk mengecam, hanya Dia sajalah yg sanggup menunjukkan kesalahan tanpa menyakiti & melukai. Mari kita berhenti menuding dgn alat pengukur kpd orang lain. Kita serahkan hati kita kpd Allah. Biarkan Allah yg bekerja membersihkan kita, agar tidak ada lagi kemungkinan keangkuhan yg menghakimi, yg tersisa di dlm diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati.

Berjuang Untuk Melayani

“Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.” (Filipi 2:14)

Tidak kita pungkiri, pd setiap pekerjaan yg ada di hadapan kita, selalu akan diperhitungkan secara matang terlebih dahulu. Namun apakah hal-hal yg sudah jelas dilakukan itu, masih harus kita perdebatkan juga, dan bahkan kita mengerjakannya dgn bersungut-sungut? Apalagi dgn mengeluarkan perkataan-perkataan yg tidak pd pantas pd orang lain hingga menimbulkan pertengkaran?

Firman Tuhan di atas mengingatkan kita untuk tidak menjadi skeptis ketika berhadapan dgn hal atau pekerjaan yg berhubungan dgn pekerjaan Tuhan atau kewajiban anak Tuhan untuk menjalankan kehendak-Nya. Jika yg akan dilakukan telah jelas tertulis, itu berarti kita siap melakukan dgn penuh semangat, tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan. Apabila kita terus berbantah-bantahan dan bersungut-sungut hanya akan membuat waktu kita tersita dan habis berputar-putar tanpa tujuan. Jika seperti itu, pd akhirnya apa yg menjadi maksud dari kehendak Tuhan jadi terabaikan. Kejadian seperti itu hanya membuat Tuhan bersedih dan Iblis yg tersenyum..

Mari kita tetap berjuang menjaga "sikap hidup" yg memuliakan Tuhan agar cara hidup kita tdk sia-sia. Bergiat dgn semangat mengerjakan, apa yg Tuhan percayakan pada kita dalam membangun Tubuh Kristus, maju di dalam ibadah-ibadah, kuat dan teguh di dalam kesetiaan akan kebenaran. Menjadi teladan bagi saudara-saudara yg lain dan tidak terjangkiti penyakit malas melayani Tuhan.

Sebagai anak Tuhan mari kita buat Tuhan Yesus yg tersenyum.

Tuhan Yesus Memberkati

Jangan Mengabdi Pada Masalah

"Hendaklah orang jahat memperbaiki hidupnya, dan mengubah jalan pikirannya. Biarlah ia kembali kepada Tuhan, supaya mendapat belas kasihan-Nya. Hendaklah ia berpaling kepada Allah kita, sebab Tuhan mengampuni dengan murah hati." (Yesaya 55:7 FAYH)

Kita tidak dapat meraih kemenangan selama kita masih menganggap setiap masalah di dalam perjalanan hidup kita merupakan hal yg terbesar.
Ketika kita menghadapi beberapa masalah yg tampaknya sangat besar kita akan cenderung melawannya. Kita lebih memikirkan masalah-masalah itu ketimbang mengingat pesan-pesan dan janji Allah sebagai tempat berpijak.

Masalah yg kita hadapi di dunia ini tdk pernah lepas dari faktor hasrat diri kita. Kita sering berkutat pd kekuatiran dgn mengerahkan segenap pikiran utk harta kita, harga diri dan popularitas hingga kenyamanan hidup duniawi. Kita tdk bisa melayani dua majikan.(lih.Matius 6:24-25)
Dan masalah-masalah dr keinginan kita sendiri itu sekarang ini sudah menjadi majikan yg kita layani. Kita membiarkan masalah kita merongrong pikiran. Keadaan tak akan berubah , masalah tdk akan berhenti merongrong pikiran kita, sebelum kita sendiri beralih dari pemikiran yg keliru pada pemikiran yg benar.

Meski tidak mudah untuk dilakukan, tetapi kita mengawali langkah pertama utk mau mengingat bahwa kita tidak sendiri. Kita punya Firman Tuhan (pikiran Tuhan). Kita punya Roh Kudus yg menguatkan.
Kita jg bisa bersekutu dgn komunitas orang yg penuh iman. Kita bisa bersikap sbg pendengar. Bergabunglah dengan iman mereka dan lawanlah kegelapan. Kita bisa melakukan hal yg diperlukan untuk memuji-muji Tuhan. Bila kita memulai dengan pujian, hadirat Tuhan akan membuang semua pikiran yg mencemaskan dan menjatuhkan kita.

Masalah kita bukanlah hal yg terbesar dalam hidup kita. Yesuslah yg terbesar. Jika kita mengabdi kepada-Nya dgn pikiran kita maka Dia akan membebaskan kekuatiran dan kejahatan kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Bermegah Di Dalam Kelemahan

Ada sejumlah pelajaran besar yg dapat kita pelajari ketika kita bertemu kesulitan yg besar di dlm perjalanan hidup kita. Disaat-saat itulah kita menyadari bahwa betapa kita begitu kecil dan pada saat itulah kita bisa berdoa dgn lebih baik.

Seperti cerita yg mengatakan kita spt seorang "anak kecil" yg diberikan sebuah "janji". Penawaran yg diberikan adalah, menjadi seorang mahluk "kecil" atau menjadi mahluk "raksasa". Kita cenderung memilih menjadi raksasa, sangat menyenangkan!. Krn samudera luas menjadi sebuah kolam yg mudah utk di seberangi. Pegunungan dan hamparan gurun di bumi ini menjadi arena bersepeda yg menyenangkan. Namun hanya bbrp saat kita bisa rasakan keceriaan, setelah itu hidup akan terasa membosankan, krn segala sesuatu yg kita lihat berada di bawah. Tdk seorang pun bisa kita ajak bermain. Menjadi raksasa akan terasa kesepian.
Jika saja kita pilih utk menjadi mahluk kecil, pekarangan akan terasa spt hutan belantara. Kolam menjadi lautan luas,seonggok pasir di belakang rumah, menjadi padang pasir. Mahluk kecil dapat luangkan waktu di kehidupannya utk menjelajahi ruangan rumah hingga ke loteng. Betapa menyenangkannya seorang mahluk kecil yg bermain dgn kereta luncur di tengah gundukan galon es krim!. Kehidupan menjadi lebih menarik bagi seorang mahluk kecil, mahluk rendahan!. Kita tdk bisa membantah bahwa kita memang seorang mahluk kecil. Keinginan kita adalah jadi mahluk raksasa.

Paulus mengatakan keinginan itu sebagai "duri", seperti utusan iblis utk mengecoh agar Paulus meninggikan dirinya. "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yg luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis utk menggocoh aku, supaya aku jgn meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kpd Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna". Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Kor 12:7-9)

Tuhan Yesus Memberkati

Allah Setia Meneruskan Pekerjaan-Nya

Ketika Allah bekerja di dalam kehidupan kita, ada beberapa hal yg kita rasakan sedikit tidak nyaman. Mungkin kita sering menghadapi perbedaan sudut pandang dgn beberapa orang di sekeliling kita atau mungkin kita mengalami situasi yg berada di luar kendali. Sering juga ketika semua itu terjadi, kita justru mengeluh dan menyimpan kepahitan, ketimbang mencoba lebih keras utk mengubah sudut pandang kita thd sebuah masalah. Karena kerasnya hati, kita sering lupa utk memandang Tuhan dan berkata, "Tuhan, terima kasih utk semua yg telah Tuhan kerjakan di dalam diriku".Tuhan lebih tertarik mengubah sikap kita daripada Dia mengubah keadaan kita.

Jika kita menyimpan kepahitan, itu karena kita telah membekukan hati kita. Jika kita ingin perubahan, jika kita ingin melihat Allah membuka pintu yg baru, kuncinya adalah tumbuh mekar, tepat di mana kita ditanam.
Kita tidak bisa menunggu sampai semuanya jadi lebih baik sebelum kita sendiri memutuskan untuk memiliki sikap yg baik. Kita harus mencoba menjadi yg terbaik ditempat kita berada. Bila kita tumbuh mekar di tempat kita ditanam, kita telah membiarkan Allah bekerja di dalam diri kita. Dia akan tetap setia untuk menyelesaikan apa yg telah Dia mulai di dalam diri kita!

Marilah kita bertekat memutuskan utk menyesuaikan diri ber tumbuh mekar di tempat kita berada, di tempat kita ditanam oleh Allah. Kita mohon di dalam Roh Kudus, untuk dapat mengikutii teladan cinta kasih Yesus di dlm perjalanan hidup kita, di mana pun kita beradal.

"Allah sendiri yang memulai pekerjaan yang baik itu padamu, dan saya yakin Ia akan meneruskan pekerjaan itu sampai selesai pada Hari Kristus Yesus datang kembali." (Filipi 1:6 BIS).

Tuhan Yesus Memberkati.

Doa dan Sudut Pandang

Mengapa dua orang yg berdoa bersama, namun masing-masing memiliki sikap yg berbeda dgn masalah yg mereka hadapi? Ini berhubungan erat dgn sudut pandang mereka. Kita masing-masing datang kpd Allah dgn harapan dan keinginan di dlm hidup yg berbeda. Jika kita ingin mendengar suara-Nya dgn jelas, kita harus terlebih dahulu mengerti tujuan Allah thd kita.

1. Kita BERSENTUHAN dgn HATI ALLAH. - Bapa membedakan pembicaraan-Nya kpd kita; yg sekedar mengaku Kristen dan kpd kita yg sudah benar-benar telah diperbaharui oleh Kristus. Allah menyesuaikan pesan-Nya atas dasar keyakinan, lewat waktu dan situasi. Jadi dua orang dapat mendengar jawaban yg berbeda, karena berbeda waktu dan kekuatan keyakinan dkm berhubungan dgn hati Allah.

2. Kita MEMAHAMI siapa Allah. - Jika kita memandang Allah sbg Bapa yg PENUH KASIH, kita terdorong bertekad utk menerima kasih-Nya dgn sepenuh hati. Namun jika kita menuntut dgn keras jawaban doa, mungkin kita tidak akan pernah mengerti harapan dan kasih-Nya.

3. SIKAP kita terhadap Allah. - Jika kita datang kpd Allah dgn keangkuhan hati, kita tidak akan pernah mendengar suara-Nya. Namun, jika kita datang dgn kerendahan hati, datang seperti seorang hati hamba yg penurut, kemungkinan besar kita akan mendengar suara-Nya dan dgn sukacita menerima Firman-Nya.

Saat ini Allah, masih setia berbicara kpd kita. Mari kita merenungkan apakah kita sudah menjalani pesan-pesan-Nya. Apakah saat ini kita lebih dipengaruhi oleh keinginan diri sendiri, ketimbang menundukan diri untuk mendengarkan pesan-pesan-Nya?
"Marilah kita sujud menyembah TUHAN, Pencipta kita, karena Dialah Allah kita. Kita ini domba-domba-Nya dan Ia adalah Gembala kita. Dengarlah panggilan-Nya kepadamu pada hari ini dan datanglah kepada-Nya. Janganlah mengeraskan hatimu seperti yang dilakukan bangsa Israel di padang gurun, yaitu di Meriba dan di Masa." (Mzm 95:6-8 FAYH)

Tuhan Yesus Memberkati.

Berikan Waktumu

Anak-Ku ,
Bumi adalah milik-Ku, dan Aku menciptakan segala sesuatu di dalamnya.
Aku sendiri yang membuat setiap atom di jagat raya! Dan Aku memiliki segala hal, bahkan benda-benda yang kamu anggap milikmu.

Alasan-Ku meminta kepadamu untuk memberikan waktu dan uang kepada-Ku adalah untuk membuktikan kepada kita berdua, bahwa kamu lebih mengasihi-Ku daripada menyukai yang dapat Kuberi kepadamu.
Aku mengetahui prioritasmu dari caramu menggunakan waktu dan uangmu. Tahukah kamu, apa yang paling penting di dalam hidupmu?

Kabar baik bagimu yaitu bahwa Aku mengasihimu, dan Aku akan menjagamu. Kamu tidak perlu khawatir akan kehabisan uang. Bapamu memiliki segala sesuatu.

Sang Pencipta,
Tuhan

"Sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung, Aku kenal segala burung di udara dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku.(Mzm 50:10).Sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya" (Mzm 50:12)



Tuhan Yesus Memberkati
(TD) 

Hati Yang Bijaksana

Betapa murkanya Tuhan jika kita membuat hidup kita sia-sia. Karena hidup itu sendiri merupakan anugerah yg Tuhan sendiri ikut hadir di dalamnya! Musa menyadari bahwa Tuhan yg memegang kehidupan dan menentukan umur. Dlm kefanaan, betapa sering Musa melakukan hal-hal yg tidak berkenan kpd Tuhan. Musa menistakan nama Tuhan dgn sikapnya yg lepas kendali di hadapan umat (bc.Bil.20:12). Tuhan menghukum Musa dgn tidak memperbolehkan dia masuk ke tanah perjanjian. Musa menderita batin yg besar, seolah ia sama saja dgn umat Israel generasi pertama yg "gagal masuk" tanah perjanjian tersebut. Namun Musa merespons hukuman Tuhan sbg "anugerah". Musa minta agar Tuhan mengaruniakan kebijaksanaan di dlm hidupnya hingga dapat mengisinya dgn hal-hal yg baik. (bc.Mzm 90:1-17)

Seperti Musa, jika kegagalan masa lalu masih saja membebani kita, percayalah, Tuhan masih memberikan anugerah dan kesempatan kpd kita utk memperbaiki diri dan kembali setia kpd-Nya. Ketimbang mencari alasan utk bersikap pesimis, pasif atau masa bodoh, mari kita "bangun tekad" dgn berdoa: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yg bijaksana".

"Sadarkanlah kami akan singkatnya hidup ini supaya kami menjadi orang yang berbudi." (Mazmur90:12 BIS)

Tuhan Yesus Memberkati.